Menggapai Puncak Sejati 3.344 mdpl Gn. Raung

Terkenal sebagai jalur pendakian terekstrem kedua di Indonesia setelah Cartenz, Gunung Raung memang pantas mendapatkan predikat itu. Kegarangan jalurnya sering menyurutkan nyali para pendaki yang berniat menjajakinya. Gunung ini menjadi impian para pendaki, tantangan untuk menakhlukannya membuat para pendaki merasa bangga apabila sudah menjejakkan kaki di puncaknya.

IMG_20160327_061852.jpg

Gunung yang mempunyai ketinggian 3.344 mdpl ini terletak di tiga kabupaten yang berada di wilayah Besuki, Jawa Timur, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Dihitung dari titik tertinggi, Gunung Raung merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Gunung Semeru. Selain itu Gunung Raung adalah salah satu gunung yang mempunyai kaldera kering terbesar di Pulau Jawa serta terbesar kedua di Indonesia. Gunung Raung memiliki empat titik puncak, yaitu Puncak Bendera, Puncak 17, Puncak Tusuk Gigi, dan yang paling tinggi adalah Puncak Sejati (3.344 mdpl). Untuk mendaki gunung ini dibutuhkan beberapa skill tersendiri dibanding gunung-gunung lain di Indonesia seperti manajemen air, tali-temali, serta teknik panjat tebing.

IMG_20160327_085554.jpg

Untuk mendaki gunung ini dibutuhkan 3 rangkap perizinan. Perizinan pendakian Gunung Raung cukup rumit karena pendaki harus mengisi beberapa form dan diwajibkan melampirkan KTP, surat kesehatan, dan surat izin pada kecamatan, kepolisian, serta perhutani. Selain itu apabila pendakian tersebut adalah pendakian untuk pertama kalinya maka di anjurkan memakai jasa guide.

Ada dua jalur resmi yang biasa dilalui untuk pendakian Gunung Raung. Yang pertama adalah jalur pendakian via Kalibaru (Puncak Sejati) dan yang kedua adalah jalur pendakian via Sumber Waringin (Puncak Bayangan). Pada umumnya para pendaki memilih jalur pendakian via Kalibaru karena langsung menuju Puncak Sejati dan jalurnya pun lebih bersahabat.

Gunung Raung merupakan gunung kering, sangat sulit mendapatkan air karena tidak terdapat satupun mata air di sana. Karena itu para pendaki harus membawa air dari base camp atau dari sungai sebelum Pos 1 untuk kebutuhan selama mendaki sampai turun kembali. Managemen air sangat dibutuhkan untuk mendaki gunung ini. Harus berhemat dalam penggunaan air agar tidak kehabisan sebelum sampai basecamp kembali.

Jalur pendakian via Kalibaru dimulai dari basecamp Pak Suto, basecamp yang sudah terkenal dikalangan pendaki Raung. Untuk menuju ke Pos 1 kita akan melalui perkebunan kopi milik penduduk. Kita bisa menggunakan jasa ojek untuk mengantar menuju Pos 1. Di sepanjang jalan selama lebih kurang 30 menit kita akan dibuat terguncang-guncang di atas motor karena jalur yang dilewati sangat ekstrem, penuh lumpur, dan sempit.

Ada 9 pos di Raung sampai batas terakhir vegetasi. Pos 1 berada di ketinggian 980 mdpl, Pos 2 di ketinggian 1.431 mdpl, Pos 3 di ketinggian 1.656 mdpl, Pos 4 di ketinggian 1.855 mdpl, Pos 5 di ketinggian 2.115 mdpl, Pos 6 di ketinggian 2.285 mdpl, Pos 7 di ketinggian 2.541 mdpl, Pos 8 di ketinggian 2.876 mdpl, Pos 9 di ketinggian 3.023 mdpl adalah merupakan batas vegetasi.

IMG_20160328_063750.jpg

IMG_20160328_051356.jpg

Pendakian dimulai dari Pos 1 dengan kondisi jalur masih landai dan masih melewati perkebunan kopi milik penduduk. Semakin jauh berjalan, kita akan menjumpai hutan yang lebat sampai di Pos 2. Dari Pos 2 jalur mulai menanjak dengan hutan yang lebat dan rapat serta jurang di sisi kiri sampai di Pos 3. Di Pos 3 rombongan berhenti untuk bermalam. Setelah membuka tenda kami segera menyiapkan makan malam. Karena kelelahan tak lama setelah makan, kami segera tidur.

IMG_9356.jpg

Pagi-pagi setelah sarapan perjalanan segera dilanjutkan mengingat jarak masih jauh. Malam ini kami akan bermalam di Pos 7 sebelum dini hari nanti melakukan summit attack Sejati. Medan dari Pos 3 – Pos 4 berubah-ubah. Kadang landai, melewati turunan, kemudian kembali menanjak dengan jalur yang licin karena hujan kemarin siang. Perjalanan hari ini pun ditemani oleh hujan deras. Rombongan terbagi dalam beberapa group, ada yang nekat melanjutkan perjalanan dalam guyuran hujan lebat, ada yang berhenti sambil beristirahat.

Perjalanan dari Pos 4 ke Pos 5 semakin menanjak. Terpeleset, terguling, terbentur pohon tumbang ketika harus merunduk melewatinya, tersangkut duri yang mengakibatkan baju dan carrier robek, sepertinya perjalanan ini tidak akan pernah bisa terlupakan seumur hidup. Perjalanan dari Pos 5 sampai Pos 7 semakin berat. Medan semakin menanjak dengan jalur yang tipis, kanan kiri jurang, tumbuhan berduri pun juga tumbuh rapat. Hujan terus saja mengguyur deras dengan disertai petir yang membuat nyali surut. Ingin rasa menangis, tapi tidak mungkin. Tekad sudah bulat, petualangan ini telah dinanti sekian lama. Sambil diam membisu dan berdoa dalam hati, kaki tetap dipaksakan untuk melangkah.

DSC_0163.jpg

Sampai di Pos 7 tenda belum dibuka, hujan masih deras. Kami berteduh di sebuah pos kecil. Beberapa orang membuka tenda ketika hujan agak reda. Makan malam segera disiapkan, baju basah segera dilepas agar tidak sakit. Setelah makan malam, kami bergegas tidur. Jam 01.00 WIB kami harus bangun untuk mendaki menuju Sejati.

IMG_9415.jpg

Jam 1 dini hari bangun, sarapan ala kadarnya kemudian setelah berdoa bersama kami mulai perjalanan menggapai Sejati. Berjalan dalam gelap dengan medan yang sangat luar biasa membuat mataku berkaca-kaca. Segala rasa bercampur aduk di dalam dada. Tak disangka kakiku sudah melangkah sejauh ini. Sekali lagi aku hampir menyerah, teman-teman mencoba saling menguatkan. Memberi semangat dengan menunjuk ke arah langit sebelah Timur. Yaaa….dengan kondisi gelap malam dan hutan yang rapat, sinar matahari merupakan hal yang sangat ditunggu.

Ketika samar-samar sinar sang surya mulai terlihat, semangat untuk terus berjalan kembali muncul. Karena apabila kita sudah bisa melihat sinar matahari, berarti sebentar lagi Pos 9 akan habis karena ini merupakan batas akhir vegetasi dan artinya kita 15 menit kemudian akan menjejak di puncak pertama Gunung Raung, yaitu Puncak Bendera.

IMG_9748.jpg

 

Alhamdulillah…terlihat sebuah bendera Merah Putih usang berkibar di depan mata. Tak terbayangkan bahagia yang dirasa. Puncak Bendera yang berada di ketinggian 3.154 mdpl sudah dicapai. Dari sisi lain Puncak Bendera, terlihat Gunung Argopuro yang berdiri gagah. Ku edarkan pandangan ke sekeliling. Jauh di depan nampak kegarangan puncak-puncak lain dari Sang Raung. Puncak 17 yang tegak berdiri angkuh serta Puncak Tusuk Gigi yang garang menjulang. Di tempat inilah para pendaki mempersiapkan peralatan climbing sebelum melanjutkan perjalanan.

20160327_085515.jpg

Alat-alat yang harus dipersiapkan tersebut diantaranya adalah tali carmentel 30-40 m, harnest, carabiner, webbing, ascender, jumar, dan figure of eight. Angin pagi meniup kencang, badan menggigil karena dingin menusuk menembus beberapa lapis baju yang dikenakan. Muka terasa menjadi kaku karena dinginnya udara.

20160327_070836.jpg

Puncak Bendera adalah awal dari perjalanan sulit nan ekstrim menuju Sejati. Dari Puncak Bendera kita harus ke Puncak 17 dulu sebelum mencapai Puncak Sejati 3.344 mdpl. Jalur yang dilalui sangat tipis dengan jurang di sisi kiri dan kanan. Jalur pasir berbatu menjadikannya sangat licin, sehingga dibutuhkan kehati-hatian ketika melewatinya karena apabila terpeleset sedikit saja, maka jurang yang dalam siap menangkap tubuh kita.

DSC_0215.jpg

Untuk mencapai Puncak 17 kita harus memanjat. Di titik ini sudah terpasang hanger, bolt, dan pasak besi yang bisa digunakan untuk anchor utama. Setelah sampai di Puncak 17 fix rope harus dipasang untuk dilalui orang berikutnya. Jika tidak ingin melalui Puncak 17, para pendaki bisa melipir melalui punggungan di samping puncak. Setelah Puncak 17 berhasil dilewati, kami meneruskan perjalanan ke Puncak Tusuk Gigi. Untuk menuruni Puncak 17 kita harus menggunakan teknik rappelling. Di sini juga sudah tertanam beberapa anchor besi yang bisa digunakan.

20160327_072808

DSC_0262.jpg

20160327_082523

Setelah itu kita harus melewati jalur jalan setapak tipis dengan jurang di kanan kirinya yang terkenal dengan sebutan Jalur Maut Siratulmustaqim. Jalur yang dilalui semakin ekstrim, sangat sulit diungkapkan dengan kata-kata. Disetiap langkah tak henti disebut nama Tuhan. Salah langkah sedikit saja, nyawa mungkin akan berpisah dari raga.

DSC_0237.jpg

Untuk menuju Puncak Tusuk Gigi, sangat sulit berjalan tegak. Kami harus memanjat batu-batu besar dengan kewaspadaan tinggi supaya batu-batu tersebut tidak menjatuhi kami dan juga tidak terkena ke teman-teman yang ada di belakang. Tangan lecet sudah tak terasa perihnya. Mencengkeram kuat setiap apapun yang bisa dipegang agar tidak tergelincir ke bawah. Bahkan, untuk menoleh ke belakang pun hampir tidak berani. Jurang dalam menganga menunggu di bawah kami.

IMG_20160327_111556.jpg

Puncak Tusuk Gigi ditandai dengan tegaknya batu-batu runcing yang menjulang angkuh. Perjalanan dari Puncak Tusuk Gigi ke Puncak Sejati sudah tidak jauh lagi. Tinggal berjalan melipir sebentar sekitar 100 meter, maka Sang Sejati sudah berhasil kita gapai. 3.344 mdpl yang penuh perjuangan. Ku cium bendera Merah Putih yang berkibar di atas plang tulisan Sejati penuh syukur. Ku peluk serta teman-teman seperjalananku atas kemenangan ini. Sejenak kunikmati hasil perjuanganku ini. Kulayangkan pandangan ke semua penjuru. Puncak Sejati mempunyai Kaldera besar aktif yang kadang mengeluarkan asap dan bunyi yang keras.

IMG_9480.jpg

IMG_9357.jpg

20160327_104021.jpg

Bukan hanya perjalanan ke Puncak Sejati yang membutuhkan perjuangan, tetapi perjuangan untuk menuruninya lebih memerlukan perjuangan. Mungkin seandainya saat itu Tuhan tidak menggenggam tanganku, saat ini aku tidak bisa menuliskan kisah ini. Sambil menulis ini, mataku pun berkaca-kaca teringat bagaimana kejadian saat aku tergelincir hampir masuk ke jurang waktu turun. Sang Raung memang luar biasa, dengan empat puncak di atasnya. Mengajarkan banyak hal kepadaku selama pendakian.

20160327_104911.jpg

IMG_9510.JPG

20160327_090349.jpg

20160327_074805.JPG

IMG_9404.JPG

 

5 Comments Add yours

  1. rumilagi says:

    Ngebayangin pas memasuki jalur sirotul Mustaqin mungkin buat saya dengkul langsung kendor 😂

    Like

    1. Hahahaa…yg penting selalu ingat Tuhan.

      Like

  2. ADEL says:

    keren bangeeet sih:(

    Like

  3. Pay says:

    Kren,kalau aku nga bisa jalan lemas dititian siratal mustakim,luar biasa merinding

    Like

Leave a comment